Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 87 - 90 (Ustadz Badrusalam, Lc.)
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 87 – 90 adalah kajian tafsir Al-Quran yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Kajian ini beliau sampaikan di Masjid Al-Barkah, komplek studio Radio Rodja dan RodjaTV pada Selasa, 11 Jumadil akhir 1439 H/ 27 Februari 2018 M.
Kajian Tafsir Al-Quran: Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 87 – 90
Dalam ayat ke 87 ini Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَقَفَّيْنَا مِن بَعْدِهِ بِالرُّسُلِ ۖ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ ۗ أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَىٰ أَنفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ ﴿٨٧﴾
“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?” (Q.S Al-Baqarah [2]: 87)
Faidah Ayat:
Syaikh Utsaimin rahimahullah mengatakan faidah dari ayat ini:
Pertama, penetapan kerasulan Nabi Musa ‘alaihis salam. Dimana Nabi Musa termasuk seorang Rasul dan bahkan Nabi Musa termasuk ‘ulul ‘azmi.
Kedua, bahwa Rasul-Rasul setelah Nabi Musa mengikuti risalah Nabi Musa. Ini juga merupakan bantahan terhadap orang yang mendefinisikan Rasul adalah seorang laki-laki yang diberikan kepadanya wahyu dan membawa risalah yang baru. Jumhur ulama berpendapat bahwa Rasul adalah seorang laki-laki yang diberikan kepadanya wahyu dan diperintahkan untuk menyampaikannya. Sedangkan Nabi adalah laki-laki yang diberikan kepadanya wahyu namun tidak diperintahkan untuk menyampaikannya. Sementara sebagian ulama mengatakan bahwa definisi itu tidak benar. Bagaimana seorang Nabi tidak diperintahkan untuk menyampaikan wahyu? sementara menyembunyikan ilmu merupakan hal yang tidak diperbolehkan.
Maka dari itu, definisi yang benar adalah bahwa Rasul adalah seorang laki-laki yang diberikan kepadanya wahyu, diperintahkan untuk menyampaikannya namun membawa syariat yang baru. Sedangkan Nabi tetap diperintahkan untuk menyampaikan tapi tidak membawa syariat yang baru namun meneruskan syariat sebelumnya. Namun jumhur ulama mengatakan tentang ayat ini. Dimana Rasul-Rasul setelah Nabi Musa ‘alaihis salam meneruskan syariat Nabi Musa ‘alaihis salam. Baru kemudian datang Nabi ‘Isa ‘alaihis salam. Sehingga inipun juga kurang tepat.
Maka yang lebih tepat dan rajih adalah pendapat jumhur. Ini juga yang dirajihkan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah dalam kitab fathul bari. Bahwa beda Rasul dengan Nabi, adalah kalau Nabi tidak diperintahkan untuk menyampaikan. Bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diangkat menjadi Nabi dengan turunnya surat Al Alaq 1-5. Ketika beliau diangkat menjadi Nabi, tidak ada perintah untuk menyampaikan. Lalu Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam diangkat sebagai Rasulullah setelah turun surat Al-Muddatsir.
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ ﴿١﴾ قُمْ فَأَنذِرْ ﴿٢﴾
“Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan!” (QS. Al-Muddatsir[74]: 1-2)
Faidah ketiga, ayat ini menunjukkan penetapan kerasulan Nabi ‘Isa ‘alaihis salam.
Faidah keempat, orang yang tidak memiliki Bapak, maka nasabnya dinisbatkan kepada ibunya.
Faidah kelima, bahwa ‘Isa diberi dua mukjizat. Yaitu mukjizat berupa syariyyah yaitu injil dan mukjizat yang bersifat kauniyyah yaitu bisa menghidupkan yang sudah meninggal dunia dan lain sebagainya.
Bagaiaman Penjelasan Lengkapnya? Simak dan Download MP3 Kajian Tafsir Al-Quran: Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 87 – 90
Podcast: Play in new window | Download
Jangan lupa untuk ikut membagikan link download kajian ini ke Facebook, Twitter, dan Google+. Semoga bisa menjadi pembuka pintu kebaikan bagi orang lain.
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/30472-tafsir-surat-al-baqarah-ayat-87-90-ustadz-badrusalam-lc/